5 Solusi Prabowo Subianto agar Indonesia Masuk 10 Besar Ekonomi Dunia

Politik553 views

Untuk mencapai strata tertinggi di bidang ekonomi memang perlu usaha yang serius dan kontinu. Sebagai calon presiden yang naik pentas Pilpres 2019, Prabowo Subianto pun memberi tips agar Indonesia bisa jadi negara maju. Khususnya dalam waktu dekat. Biar tidak kalah dengan perkembangan di Thailand maupun Malaysia. Apa saja solusi yang diberikan?

5 Solusi Prabowo Subianto

  1. Membela Rakyat yang Lemah

Prabowo turut bersimpati saat rakyat lemah tidak memiliki suara yang kuat untuk sampai ke pemerintah. Ia menilai, bahwa suara-suara rakyat itulah yang bisa menjamin negara Indonesia bisa maju seperti negara lain. Sebab, pemerintah yang ada seharusnya meningkatkan nilai ekonomi negara semata-mata untuk rakyat. Bukan rakyat untuk ekonomi.

Dengan kata lain, Prabowo menilai beberapa program saat ini kebanyakan bersifat mengeksploitasi rakyat. Mulai dari pajak, kebutuhan pendidikan, bahkan soal pekerjaan. Membangun infrastruktur negara memang penting, tapi membangun rakyat sejahtera lebih penting. Begitu kira-kira apa yang tersirat dari penilaian Prabowo dan tim pemenangannya.

  1. Menumpas Korupsi

Korupsi sudah menjadi akar budaya yang kuat di Tanah Air. Hampir semua yang tertangkap dan terekspos ke media hanyalah kelas kakap. Sedangkan koruptor kelas menengah ke bawah selalu luput dari penangkapan. Jika pun ada, hanya suatu keajaiban. Prabowo menilai, jika jajaran koruptor terus eksis, maka kesempatan Indonesia untuk maju tinggal angan-angan.

Prabowo Subianto, kelak saat berhasil menjadi presiden mengatakan, bahwa ia tidak akan menoleransi segala bentuk korupsi. Siapa pun pelakunya. Ia akan membuat program, bahwa yang akan menduduki kursi kabinet harus menandatangani fakta integritas. Khususnya yang berkaitan dengan praktik korupsi. Dengan begitu potensi menjadi negara besar pun terbuka.

  1. Kurangi Porsi TKI dan TKA

Status TKI serta TKA yang kerap menjadi upaya alternatif masyarakat terhadap jalan buntu pun menjadi pembahasan serius. Prabowo menilai, bahwa selama ini Indonesia terlalu banyak mengekspor tenaga kerja dari Tanah Air. Begitu pun sebaliknya. Arus masuk TKA cukup deras. Ia menilai tidak efektif jika kedua hal tersebut dibiarkan.

Sebagai gantinya, Prabowo lebih fokus pada peningkatan lapangan kerja. Tentu perihal ini sudah agak terbuka karena ia dan Sandiaga Uno adalah sama-sama pebisnis besar. Caranya dengan memperbanyak jumlah UKM dan memberikan akses terbaik untuk promosi. Soalnya selama ini data-data di ranah pemasaran sering diakuisisi oleh pemain dari negara luar.

  1. Membaur dengan Rakyat

Tidak ada jalan lain untuk maju selain mengetahui betul apa saja permasalahan yang ada di masyarakat. Maka dari itu, selama masa kampanye Pilpres 2019, Prabowo mengunjungi titik-titik krusial tempat rakyat pinggiran tinggal. Misalnya saat ia mengunjungi Merauke pada hari Senin tanggal 25 Maret 2019 lalu.

Ia merasakan, bahwa kunjungannya ke Merauke saat itu lebih terasa seperti pulang kampung daripada untuk kebutuhan kampanye. Ia beranggapan, bahwa kampanye itu tidak hanya bertemu sahabat baru, tetapi juga berkumpul dengan sahabat lama. Inilah titik penting untuk melesatkan perekonomian Tanah Air karena adanya sikap bahu-membahu dalam segala hal.

  1. Tidak Impor, Kecuali Sangat Terpaksa

Impor bukan hanya soal membeli barang dari luar negeri, tetapi juga bisa meningkatkan kerja sama dengan negara luar. Begitu kata kubu Pertahana. Tapi Prabowo menilai, bahwa impor itu tidak boleh dilakukan, kecuali sangat terpaksa. Selagi kekayaan Indonesia masih melimpah, akan lebih baik jika dikelola secara optimal dulu.

Tentu strategi kampanye Pilpres dari kubu Petahana serta kubu Prabowo memiliki pola yang berbeda. Kadang saling serang. Kadang terasa begitu mendalam dengan curhat masing-masing. Sebagai rakyat, sebaiknya kita tidak perlu terlalu terbawa suasana. Secara garis besar, Pilpres itu sama dengan permainan. Tapi apa pun program baiknya, mesti kita dukung.

News Feed