Kurs Dollar pada hari ini masih tinggi, sementara Rupiah dianggap dianggap kian melemah di fase perdagangan pasar spot. Pelemahan ini sudah terjadi beberapa hari yang lalu. Bahkan, beberapa waktu, rupiah sempat mencapai angka hampir 16 ribu. Tentu hal tersebut menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat.
Penyebab Nilai Rupiah Melemah
Pada dasarnya, ada beberapa faktor kemungkinan yang menyebabkan nilai rupiah melemah terhadap dollar. Beberapa faktornya seperti berikut ini:
- Impor dan Penggunaan Jasa Luar Negeri
Salah satu faktor pemicu kurs dollar pada hari ini yang tinggi terhadap rupiah adalah karena Indonesia masih melakukan proses impor. Tingkat kegiatannya lebih tinggi jika dibandingkan proses ekspor yang tentunya lebih berdampak baik bagi nilai rupiah. Pasalnya, peningkatan atau pelemahan nilai mata uang tergantung dari bagaimana nilai guna mata uang tersebut. Banyaknya proses impor, bisa menyebabkan permintaan terhadap Dolar jadi meningkat.
- Utang Berlebih
Selain banyaknya proses impor yang dilakukan dibanding ekspor, banyaknya utang negara kepada luar negeri pun bisa berpengaruh pada pelemahan rupiah. Utang ini bukan hanya soal pinjam-meminjam, namun juga berapa besar jumlah yang dikeluarkan oleh negara. Semakin besar uang yang dikeluarkan, semakin banyak permintaan untuk mencetak uang. Dengan begitu, nilainnya akan menurun. Itulah kenapa, saat pembayaran lebih baik negara melakukannya secara bertahap.
- Ekonomi AS Menguat
Tak hanya perihal utang, permintaan cetak uang yang banyak, atau proses impor yang tinggi. Pelemahan rupiah pun akan berpengaruh terhadap seberapa kuatnya perekonomian AS yang dijadikan kiblat banyak negara. Ketika ekonomi Amerika Serikat sedang menguat, tentu keadaan ini harus diwaspadai. Sebab peningkatan kualitas ekonomi akan berpengaruh pada penguatan nilai Dolar itu sendiri.
Jika rupiah terus melemah, seperti kurs dollar pada hari ini yang tinggi, tentu akan berdampak pada berbagai macam hal yang pengaruhnya bisa buruk. Beberapa dampaknya seperti harga barang-barang penting menjadi naik sehingga sulit didapatkan, kurangnya tingkat investasi karena investor khawatir untuk membeli sahamnya di Indonesia, cadangan devisa negara yang bisa tergerus, hingga bagi Bank Indonesia di mana suku bunga acuannya jadi naik.
Kurs Dollar Pada Hari Ini
Nilai Dolar beberapa pekan ini memang cukup tinggi sehingga menyebabkan nilai rupiah melamah di mata global. Bahkan, tanda-tanda depresiasi dari rupiah bisa dilihat langsung di Pasar NDF (Non-Deliverable Market). Di mana NDF ini bisa memberikan gambaran secara langsung terhadap kondisi perekonomian dan nilai rupiah saat ini. Di Indonesia sendiri, Bank Indonesia sudah membentuk pasar DNDF.
Pasar NDF ini seringkali memberikan pengaruh secara psikologis pada pembentukan harga pasar. Setiap nilai yang tercantum didalamnya bisa digunakan semua pasar baik valuta asing atau komoditas.
Berdasarkan data yang diambil dari beberapa sumber, kurs dollar pada hari ini terhadap rupiah memang masih tinggi. Mengutip dari data Refinitiv dan hasil riset CNBC Indonesia, berikut tabel kurs dollar AS terhadapat rupiah semenjak penutupan perdagangannya pada spot pasar akhir pekan lalu dengan hari ini, Senin (20/07/2020).
Periode | Kurs 17 Juli | Kurs 20 Juli |
1 Pekan | Rp. 14.785 | Rp. 14.815 |
1 Bulan | Rp. 14.887,5 | Rp. 14.880 |
2 Bulan | Rp. 14.968,5 | Rp. 14.965 |
3 Bulan | Rp. 15.058,5 | Rp. 15.060 |
Berdasarkan tabel kurs dollar pada hari ini untuk rupiah di atas, rupiah masih berpotensi besar untuk pelemahan nilai tukarnya. Meskipun beberapa fasenya jika dilihat dari hitungan jam, ada penurunan dan peningkatan. Namun, karena nilai tukarnya yang masih tinggi dengan dolar, tentu masih jadi kekhawatiran. Terlebih dengan perkembangan virus COVID-19 yang masih terus bertumbuh di Indonesia. Hal tersebut pastinya bisa menghambat proses pertumbuhan ekonomi sendiri, yang jika kegiatan ekonomi terus terhambat, tentu nilai rupiah akan semakin menurun.